Kamis, 04 Juni 2009

Elegi Pulau Circle

Tersebutlah Kepulauan Mathe di Bumi Logos dengan Hurria sebagai pimpinan pulau. Salah satu tradisi riset di Kepulauan Mathe adalah melakukan navigasi untuk menemukan pulau-pulau baru pada setiap tahun. Di tahun ini, Hurria menugaskan Kapten Geometrica untuk memimpin tim navigasi ilmiah ini.

Satu tahun kemudian, Kapten Geometrica datang menghadap Hurria.

Kapten Geometrica:
Raja Hurria, saya akan melaporkan hasil ekspedisi saya. Tahun ini, saya menemukan sebuah pulau yang benar-benar unik.

Raja Hurria:
Selamat datang Geometrica. Sampaikanlah apa yang telah kau peroleh selama perjalananmu.

Kapten Geometrica:
Saya menemukan suatu pulau yang berisi tak berhingga banyak penduduk, sampai aku kesulitan mendatanya.

Raja Hurria:
Betapa padatnya wilayah pulau itu.

Kapten Geometrica:
Wilayah itu memang padat, tetapi tepat hanya di tepian pulau. Mereka mengelilingi kediaman kepala sukunya. Jarak rumah semua penduduk dengan rumah kepala suku adalah sama.

Raja Hurria:
Dapatkah engkau menghitung luas pulau itu?

Kapten Geometrica:
Ya, raja. Selain mendata, kami telah melakukan riset mendalam terkait kondisi-kondisi pulau. Kami menemukan formula untuk menghitung luas daerahnya yaitu phi dikalikan dengan kuadrat dari jarak antara rumah-rumah penduduk dengan rumah kepala suku.

Raja Hurria:
Apalagi yang dapat kau temukan di pulau itu?

Kapten Geometrica:
Kami menemukan bahwa jika kami mengelilingi pulau itu, kami telah menempuh setidaknya jarak sepanjang dua kali jarak antara rumah-rumah penduduk dengan rumah kepala suku dikalikan dengan phi.

Raja Hurria:
Baiklah. Laporanmu kuterima. Beristirahatlah. Besok pagi menghadaplah lagi kepadaku. Akan ada beberapa hal yang kusampaikan kepadamu berkaitan dengan hasil ekspedisi yang telah kau laporkan.

Percakapan hari itu diakhiri. Esok harinya, Kapten Geometrica kembali menghadap Raja Hurria.

Raja Hurria:
Oh, Kapten Geometrica. Setelah aku membuka-buka kitab logos di perpustakaan kota ternyata aku menemukan buku yang membahas ciri-ciri pulau yang telah engkau temukan. Adalah salah satu objek Matematika bernama lingkaran, circle.

Kapten Geometrica:
Lingkaran? Circle? Aha! Raja, bagaimana jika kita namai saja pulau itu sebagai Pulau Lingkaran atau Pulau Circle.

Raja Hurria:
Aku setuju, Geometrica. Mulai saat ini Pulau Lingkaran atau Pulau Circle akan menjadi bagian dari Kepulauan Mathe. Akan kita kembangkan dan makmurkan pulau itu. Oleh karena itu, aku kembali mengutusmu untuk memimpin tim pembangunan Pulau Circle.

Demikianlah, Kapten Geometrica beserta timnya kembali ke pulau itu untuk meneliti, bereksperimen dan membangun Pulau Circle. Sepanjang penelitian, eksperimen dan pembangunan yang mereka lakukan, mereka menemukan berbagai ciri khas dan keunikan Pulau Circle.

Sabtu, 23 Mei 2009

(Berusaha) Mendokumentasikan Sebuah Proses Belajar

Beberapa bagian dari dokumentasi ini sudah saya sampaikan sebagai comment pada tanggal 18 Mei 2009.

Dalam. Itu satu kata yang cukup dapat diandakan untuk menggambarkan kesan saya terhadap elege-elegi yang Bapak buat. Saya tahu pasti, hanya yang memang telah menyelam ke bawah permukaan laut yang berisi banyak gunung es, dengan durasi dan frekuensi penyelaman tertentu, yang dapat meulis elegi-elegi semacam itu.

Inspiring. Content dari elegi-elegi tersebut memang menginspirasi. Mencerahkan. Terlebih, jika relevan dengan pengalaman hidup kita. Tapi, sekarang saya bisa mengatakan bahwa inspirasi tersebut kadang menjebak dan berubah menjadi mitos.

Memusingkan. Saya sering pusing dan bingung dengan content elegi-elegi tersebut. Tapi, bukankah itu tanda bahwa saya sudah pernah berpikir? Pada suatu episode, saya pernah merasa bahwa ritme pembuatan elegi itu terlalu cepat. Bahkan di suatu momen perkuliahan, otak saya benar-benar harus “ngoyo” susah payah untuk mencerna apa-apa yang disampaikan Pak Marsigit. Huff.. Tapi memang karena saya pernah berhenti beberapa lama, tidak berproses dalam mempelajari filsafat pendidikan matematika ini.

Saya tahu, ini adalah usaha Pak Marsigit untuk berusaha memahamkan kami terhadap filsafat pendidikan matematika. Maafkan kami, yang harus dipaksa dan disuruh-suruh menyimak elegi-elegi tersebut yang sejatinya adalah kebutuhan kami sendiri.

Saat ini mungkin saya belum menemukan apa yang seharusnya saya temukan, tapi saya yakin, dengan terus menyelam, kemungkinan untuk memperoleh tombak-tombak logos menjadi semakin besar.

Manusia tiada memperoleh selain dari apa yang diusahakannya. Maka, saya kemudian dapat mengidentifikasi apa yang saya dapatkan ketika saya berusaha dan apa pula yang saya dapatkan jika dengan usaha yang kurang atau bahkan tidak sama sekali. Dan itu sesungguhnya adalah sebuah pelajaran berharga untuk kehidupan.

Filsafat adalah sebuah ilmu. Filsalat adalah alat yang bisa dimanfaatkan siapa saja untuk membuat kehidupannya lebih bermakna. Seorang ilmuan, dosen, guru, pedagang, pialang saham, wirausahawan, siswa dan tentunya juga guru. Akhirnya, saya berdoa agar ketika saya menjadi guru nantinya, insya Allah, saya bisa memperbincangkan, bisa menerjemahkan dan diterjemahkan dan selalu berusaha untuk bisa melakukan hal-hal tersebut. Hingga saya mampu berusaha untuk menjadi seorang yang mengontrol laju kereta api pendidikan dengan helikopter yang saya naiki.

Minggu, 01 Maret 2009