Senin, 03 September 2012

Cermin #1.
Kembali bercengkerama dengan pemikiran mendalam. Itulah yang kusebut filsafat. Kala itu, tahun 2009, aku berkenalan dengan ilmu ini yang kemudian kuketahui bahwa sejak kita bisa berpikir maka kita telah bisa berfilsafat. Masih kuingat perkataan seorang filsuf, “Aku berpikir maka aku ada.” Hm,,,maka masing – masing kita adalah filsuf, bukan? Kalaupun ada kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk bisa disebut filsuf, maka minimal kita adalah filsuf dalam kehidupan kita sendiri:) Manusia berinteraksi dengan semua yang ada dan mungkin ada di dunia ini. Manusia memiliki kuasa yang menjadikan dirinya subjek. Dengan kuasa itu ia memperlakukan pihak lain sebagai objek. Tapi berhati – hatilah, karena di saat yang sama ia pun adalah objek dari pihak lain. Kuasa pada diri manusia memang dapat digunakan untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya, dengan kata lain membuat setiap manusia “berkuasa”. Manusia berkuasa, tetapi ia juga memiliki hati. Saat kuasa manusia berbuat, hati selalu memberikan arahan, “guide”. Hati berkali-kali menasehati jika manusia mulai liar menggunakan kuasanya. Jika ia liar maka ia bisa menjadi pemangsa ruang dan waktu pihak lain. Hal itu bisa terjadi pada diri saya dan Anda, dengan sekecil apapun tindakan. Maka berhati – hatilah menggunakan kuasa:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar